Puisi
Sya’ir Tanpa Ruh.
Sumber Foto: freepik.com
SYA’IR TANPA RUH
Heddy WSalam
DISEPERTIGA MALAM
Bulan tersipu menyabit turut menari dalam figura awan
Langit bersemu membiru
Membuatku rindu, tersimpuh
Aku tak berani menterjemahkannya
Hanya ada pasti dalam harapan di hamparan sajadah
Bahwa Engkau ada di setiap ruang waktu
Menggenggam tangan-tangan ku yang lemah
Agar terus terkepal yakin
Membesikan kaki-kaki tubuhku
Agar selalu kuat berjalan dan berlari
Mendegupkan jantungku seperti tangga nada
Agar berirama dalam lagu-lagu kehidupan
Sambutlah Fajar dengan...
Hujan
KERTASONLINE.COM - Airku jatuh meresap jauh di lembah keruh nan padat.
Ia menguap dan timbul di antah berantah.
Kemudian mengusikku oleh ribuan serangan dari atas kepala.
Aku berhenti dan tak berjalan.
Sekitar menjadi bimbang tak seimbang.
Kehadirannya membuatku gundah.
Kepergiannya membuatku resah.
Aku menepi,membalut diri.
Ia semakin menjadi, dan tak mengerti.
Tak ada ruang untuk melayani, akupun berpasrah diri.
Ia menepi.
Dan pergi.
Penulis: Widyaningsih
Selesai
KERTASONLINE.COM - Ada jalan yang kau bentangkan sebagai pembatas antara kau dan aku
Ada jurang yang kau gali agar kita sama sama jatuh, hingga jauh, hingga dalam
Ada batas yang kau sebut untuk menjadi palang antara kau dan aku, hingga larut
Di keramaian, kau membuat kesunyian
Pada sunyi, engkau membuat tenggelam
Hingga malam tiba
Merindukan mu, menjadi cara tersopan
Untuk tidak menyapa mu
Penulis: Efrat Syafaat Siregar
Kau; yang Tak Tersampaikan 3
Aku keliru,
Kepada kamu yang sekali tatap menarik perasaanku
Kepada waktu yang meyakini bahwa kusudah mencintaimu
Dan kepada rindu yang sampai hari ini membelenggu
Aku benar-benar keliru..
Penulis: Dyan
Kau; yang Tak Tersampaikan 2
Aku pernah membenci lalu memilih mencintai
Pernah bersedih lalu memilih berbahagia
Saat melihatmu
Saat bersamamu
Begitu dekat
Lekat-lekat
Tak ada jarak
Dan tak ingin beranjak
Penulis: Dyan